KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, pertolonganNya. Sholawat dan
salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menuntun
manusia menuju jalan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Penyusunan
laporan hasil Kuliah Kerja Nyata Tematik Pos Pemberdayaan (KKN Tematik Posdaya)
ini menggambarkan keseluruhan hasil dari kerja yang yang telah dilakukan oleh
mahasiswa IKIP VETERAN SEMARANG Jurusan PG-PAUD di Desa Langse Kecamatan
Margorejo Kabupaten Pati Tahun 2011. Dalam proses penerjunan, pelaksanaan
sampai penarikan banyak pihak yang telah membantu melancarkan segala kegiatan
yang berkaitan dengan KKN Tematik Posdaya. Berkaitan dengan hal tersebut, kami
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak
Drs. Sukoco, M.Pd, selaku Rektor IKIP Veteran Semarang yang telah memberikan
kesempatan untuk menyelesaikan studi Strata 1 di IKIP Veteran Semarang.
2.
Bapak
Drs. Agus Sri Suhono, selaku Pembantu Rektor II yang telah membantu proses
penerjuanan dan penarikan kembali mahasiswa KKN.
3.
Bapak
Didik Ardi S. S.Ps, selaku dosen pembimbing lapangan yang telah membimbing kami
dalam menyelesaikan tugas di lapangan.
4.
Bapak
Mudjijo, S.Pd, Bapak Sarmono, S.Pd, dan Bapak Broto, S.Pd, selaku mitra IKIP
VETERAN SEMARANG dari Pati.
5.
Bapak
Amrudin selaku Kepala Desa Langse beserta stafnya yang telah mengijinkan kami
untuk menimba ilmu sekaligus mengamalkan ilmu yang telah diperoleh dari bangku
perkuliahan untuk diaplikasikan kepada masyarakat.
6. Semua warga Desa Langse yang tidak
dapat kami sebutkan satu persatu.
Kami
menyadari bahwa banyak sekali kekurangan dan kesalahan dalam menempatkan diri
di masyarakat. Akhirnya dengan tersusunnya laporan akhir dan telah terbentuknya
Posdaya di Desa Langse ini, diharapkan pengabdian mahasiswa IKIPVETERAN SEMARANG
JURUSAN PG-PAUD yang dilakukan selama 45 hari dapat bermanfaat secara
berkesinambungan.
Semarang, September 2011
Tim Penyusun.
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR
BELAKANG
Desa Langse
merupakan desa terkecil dari wilayah Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati, Jawa
Tengah. Meskipun terkecil, yaitu terdiri dari 1 RW dan 5 RT tetapi masyarakat
di desa ini tergolong masyarakat yang ulet dan mandiri. Terbukti dengan adanya
banyak home industry yang berdiri di wilayah ini yang di prakasai oleh ibu-ibu
rumah tangga. Contohnya adalah pabrik tempe kripik, telur asin, dll. Akses
perjalanannya juga memadai, yaitu jalan desa sukoharjo-metaraman sangat lancar
dan mudah dilalui oleh kendaraan jenis apapun. Sehingga dapat memudahkan dalam
proses pemasaran hasil produksi. Para pemilik home industry ada yang memasarkan
sendiri hasil produksi ke konsumen ataupun diambil oleh pedagang lain yang
bertujuan dijual kembali.
Selain home
industry, sebagian besar wilayah desa langse ini adalah lahan pertanian,
sehingga mayoritas penduduknya bermatapencaharian sebagai petani. Lahan
pertanian mereka ada yang ditanami padi maupun palawija. System pengairannya
menggunakan tadah hujan, jadi jika masyarakat yang ingin memperoleh air untuk
pengairan ada yang membangun sumur bor di lahan pertanian mereka. Dengan adanya
sumur bor, para petani dapat menanam padi setahun dapat dua kali masa panen. Selain
bertani, masyarakat Desa Langse juga ada yang bekerja di pabrik kacang besar di
wilayah Kota Pati sebagai karyawan swasta, beternak dan masih banyak yang
lainnya.
Selama
mahasiswa berada di Desa Langse, memperoleh sambutan dengan baik oleh aparatur
desa dan masyarakatnya. Karena masyarakat di desa tersebut termasuk masyarakat
yang ramah dan terbuka terhadap pembaharuan. Terlihat dari lokasi Desa Langse
yang mendekati wilayah perkotaan. Jadi sikap dan gaya hidupnya sudah modern
tetapi tidak meninggalkan norma dan adat-istiadat yang ada dari sejak dulu. Tokoh
masyarakatpun memiliki peran yang penting bagi masyarakat karena selalu memberi
masukan positif bagi pertumbuhan desa Langse di waktu yang akan datang.
Di sisi
perekonomian, Desa Langse termasuk desa yang mandiri tetapi di sisi pendidikan,
kami tidak menemukan lembaga pendidikan untuk anak usia dini yang mampu
menampung kegiatan belajar sambil bermain dari putra putri penduduk sekitar. Mereka
sebagian besar menyekolahkan anaknya di luar desa yaitu di TK Islam dan TK
umum. Karena mereka cenderung tidak
memiliki kepercayaan yang kuat kepada lembaga pendidikan yang ada di desa.
Padahal di desa ini sudah terdapat 1 SD dan 1 TPQ sedangkan TK (Taman
Kanak-kanak) atau sejenisnya belum ada. Di lihat dari potensi penduduknya
khususnya ibu-ibu kader PKK sangat antusias dalam menciptakan suatu lembaga
pendidikan yang diperuntukkan kepada anak usia dini (0-6 tahun). Sehingga
mahasiswa mencoba memfasilitasi masyarakat untuk merintis sebuah lembaga untuk
Anak Usia Dini beru PAUD yang lebih spesifiknya adalah Kelompok Bermain.
1.2. RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan
uraian latar belakang di atas, maka mahasiswa menentukan pokok permasalahan
yang ada di Desa Langse yaitu
Apakah
Pendidikan Anak Usia Dini dapat terwujud dalam KKN Tematik Posdaya ini?
1.3. MAKSUD
DAN TUJUAN
Dari semua
uraian di atas mahasiswa menentukan maksud dan tujuan dari KKN Tematik Posdaya
adalah sebagai berikut :
a.
Untuk
memberdayakan masyarakat Desa Langse agar lebih mandiri dalam memenuhi
kebutuhannya sendiri.
b.
Terbentuknya
Posdaya Masyarakat yang berlangsung secara berkesinambungan.
c.
Mewujudkan
cita-cita masyarakat Desa Langse untuk memiliki lembaga pendidikan untuk anak
usia dini sendiri.
BAB
II
GAMBARAN
UMUM LOKASI KKN
2.1. SEJARAH
SINGKAT DESA
Ketika jaman
penjajahan Kolonial Belanda di Indonesia, banyak sekali peninggalan yang masih
nampak sampai sekarang. Baik berupa gedung perkantoran, tempat ibadah,
jembatan, pabrik dan masih banyak yang lainnya. Di Desa Langse Nampak sebuah
bangunan rumah yang mempunyai tekstur dan desain menyerupai bangunan belanda.
Konon cerita
dari penduduk sekitar, dahulunya adalah rumah kediaman seorang pemilik pabrik
gula pemerintah kolonial belanda. Tetapi karena ada beberapa alasan pabrik gula
di pindahkan ke daerah trangkil. Sehingga desa bekas pabrik tersebut diberi
nama “Laangse” yang berarti “tinggal abunya” atau bekas abu pembakaran tebu
yang telah di olah menjadi gula.
2.2.
KONDISI GEOGRAFIS
Desa Langse memiliki batas-batas
sebagai berikut:
·
Sebelah
Utara : Desa Metaraman
·
Sebelah
Selatan : Desa Sukoharjo
·
Sebelah
Timur : Desa Metaraman
·
Sebelah
Barat : Desa Banyuurip
Desa Langse
sebagai wilayah pengabdian KKN merupakan salah satu wilayah yang berada di
wilayah Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati. Desa ini adalah desa terkecil dari 18 desa yang
ada di kecamatan margorejo. Terletak 4 km dari pusat kecamatan, 14 km dari
pusat kabupaten dan 78 km dari pemerintah propinsi.
Sebagai desa
yang berada di kawasan dataran rendah.
Desa Langse kecamatan Margorejo termasuk dalam kategori desa dengan
cuaca yang cukup panas dengan suhu + 25o C.
Desa langse
mempunyai luas wilayah 167 Ha, yang terdiri dari tanah pemukiman 42 Ha dan
sisanya adalah tanah pertanian dan tanah pekarangan.
2.1. KONDISI
DEMOGRAFIS
Desa Langse
hanya mempunyai 1 RW yang terdiri dari 5 RT dan ± 335 KK (Kepala Keluarga).
2.3.1.
Jumlah
Penduduk
Jumlah
Penduduk Desa Langse sampai dengan akhir bulan Agustus 2011 adalah:
Tabel
1
Data
Statistik Penduduk Desa Langse
Jenis kelamin
|
Jumlah
|
Prosentase
|
Laki-laki
|
503 Jiwa
|
49 %
|
Perempuan
|
524 Jiwa
|
51 %
|
Total
|
1.027 Jiwa
|
100 %
|
Dari
tabel di atas nampak jumlah penduduk menurut jenis kelaminnya yaitu 49 % laki-laki
dan 51% perempuan.
2.3.2.
Mata
Pencaharian Penduduk.
Di Desa langse sebagian besar
penduduknya bekerja sebagai buruh harian lepas dan sebagian lagi ada yang
berwiraswasta, karyawan swasta di pabrik duakelinci dan sarang burung walet,
petani, pedagang dan PNS.
2.3.2.
Agama
Di
Desa Langse hanya ada dua agama yang dianut oleh seluruh penduduknya yaitu
agama islam dan katholik. Data statistik
jumlah penduduk dan prosentase penganut agama adalah sebagai berikut :
977
2.3.3.1.
Islam :
977 orang = ------- x 100% = 95 %
1027
50
2.3.3.2.
Katholik : 50 orang = --------- x 100% = 5 %
1027
2.3. KONDISI
SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI
Hasil
observasi dari lapangan dan informasi dari aparatur desa bahwa sebagian besar
masyarakat desa langse bermatapencaharian di sektor pertanian dan berwiraswasta
berupa ketrampilan membuat kripik tempe dan aneka makanan ringan.
Kebiasaan dan
adat istiadat di masyarakat desa Langse memang tidak dapat dilihat secara kasat
mata. Hal ini dikarenakan tidak ada sesuatu hal yang spesifik tentang apa yang
menjadi ciri khas dari masyarakat setempat. Tetapi sepanjang pengamatan kami,
dan informasi yang didapat dari beberapa tokoh masyarakat setempat, masih ada
beberapa adat kebiasaan yang tetap lestari dan secara berkesinambungan menjadi
bagian dari tradisi masyarakat setempat.
Kebiasaan
tersebut seperti selamatan sebelum memulai suatu pekerjaan, misalnya membangun
rumah atau menggali sumur. Dan setiap tahun juga diadakan sedekah buami
“selamatan bumi” yang biasa dilakukan di bulan Apit. Biasanya dengan mendatangkan kethoprak yang digelar selama 1
hari semalam. Sebelum acara sedekah bumi dimulai, para warga masyarakat mengadakan
doa di tempat yang mereka percaya dari sejak nenek moyang sebagai tempat magis. Tempat itu mmenyerupai punden
yang berada di puncak perbukitan di atas sendang. Dengan diiringi doa oleh
sesepuh desa, acara tersebut dimulai dengan hikmat, meriah dan kekeluargaan.
Sebagiah besar masyarakat menganut agama islam. Jadi doa yang digunakan berupa
ayat-ayat suci Al-Quran, meskipun dalam
ajaran agama islam tidak ada syareat yang mengajarkan adap yang demikian.
Tetapi hal tersebut merupakan bentuk asimilasi yang tertanam sejak jaman
pendiri Desa Langse. Kebetulan pengabdian kami hanya 1,5 bulan jadi tidak bisa
menyaksikan secara langsung kegiatan rutin tahunan yang ada di desa Langse. Acara
selamatan tersebut adalah bentuk syukur dan doa kepada Tuhan semoga diberikan
kelancaran segala aktivitas yang dilakukan oleh semua penduduk Desa Langse.
2.4. KEADAAN SOSIAL KEAGAMAAN
Dari data yang ada pada demografi
penduduk, bahwa 95 % penduduk Desa Langse beragama Islam, di samping itu ada
juga penduduk non Muslim yang bertempat tinggal di Desa Langse. Adanya keanekaragaman
masyarakat yang beragama, tentu saja merupakan tuntutan bagi masyarakat
setempat untuk menciptakan kerukunan di antara mereka dalam membina kehidupan
keberagamaan. Dan sejauh pengamatan kami, tidak pemah ada satu gesekan yang
dilatarbelakangi oleh kepentingan agama. Ini menunjukkan bahwa sampai
batas-batas tertentu, masyarakat Desa Langse telah berusaha untuk menciptakan
kerukunan tersebut.
Figur seorang kyai bagi warga
masyarakat di Desa Langse mempunyai peranan penting dan menjadi panutan bagi
masyarakat karena setiap perkataannya akan lebih di dengar. Selain
memperhatikan kehidupan duniawi, warga masyarakat Desa Langse juga sangat
memperhatikan kehidupan rohani. Hal ini
terbukti dengan adanya sebuah Masjid dan tiga musholla di sekitar pemukiman
warga. Di tempat tersebut, mereka manfaatkan untuk kegiatan rohaniah baik untuk
anak-anak, remaja, maupun dewasa.
Kegiatan tersebut adalah sebagai
berikut :
2.5.1.
Sholat
berjamaah.
2.4.2.
Yasin
dan tahlil.
2.4.3.
TPQ.
Bukan
berarti masyarakat tidak mau mendapat bantuan dari luar, alasannya bahwa semua
itu adalah milik masyarakat dan akan kembali pada masyarakat, disamping itu
barangsiapa yang menafkahkan sebagian hartanya untuk tempat ibadah akan manjadi
pahala yang mengalir di akhirat kelak.
Kehidupan
keberagamaan yang sejauh ini kami amati dan rasakan, memang cukup memiliki wama
tersendiri. Banyak sekali agenda pertemuan yang biasa didesain dan diselingi
dengan kegiatan keberagamaan. Pertemuan karang taruna misalnya. Dalam pertemuan
itu, masyarakat (pemuda dan pemudi) tidak hanya melaksanakan rapat dan
kumpul-kumpul saja akan tetapi juga diselingi dengan pembacaan surat Yasin,
Tahlil dan Barzanji (Dibaiyyah).
Fakta
tersebut menunjukkan bahwa masyarakat di Desa langse berusaha untuk menumbuhkan
spirit keagamaan dalam
kegiatan kemasyarakatan.
Kegiatan
keagamaan lainnya yang juga dilaksanakan oleh masyarakat setempat adalah pemberian
santunan kepada anak yatim yang oleh masyarakat setempat biasa disebut
"Yatiman". Secara teknis, dana yang diberikan untuk menyantuni anak
yatim tersebut diperoleh dari sumbangan yang diberikan oleh jamaah yang hadir
saat pelaksanaan pengajian sebelum yatiman. Dana yang terkumpul itulah yang
disumbangkan kepada anak yatim atau anak yang kurang mampu.
Sementara
acara lainnya yang masih dilaksanakan adalah Mujahadah, kuliah subuh setiap
hari ahad, Pengajian Rutin dan kegiatan pendidikan keagamaan seperti TPQ.
Secara kuantitatif ada 1 TPQ di Desa Langse.
2.5. LEMBAGA PEMERINTAHAN DAN LEMBAGA DESA
Sesuai
dengan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 bahwa Pemerintahan Desa adalah
kegiatan pemerintahan yang dilaksanakan oleh BPD dan pemerintah desa.
Desa
Langse sudah bisa membentuk Badan Perwakilan Desa (BPD) dengan pemerintahan
yang dipimpn oleh seorang kepala desa dan dibantu oleh tujuh perangkat desa.
Jabatan
dan nama perangkat desa adalah sebagai berikut :
2.6.1.
BPD : Bp. H. Mawardi
2.5.2.
Kepala
Desa :
Bp. Amrudin
2.5.3.
Sekretaris
Desa : Bp. Rasmo
2.5.4.
Kasi
Pemerintahan : Bp. Djoko Suprapto
2.5.5.
Kasi
Pembangunan : Bp. Djito
2.5.6.
Kasi
Kesra : Bp. Djaenal
2.5.7.
Kasi
Kaur Umum : Bp. Biono
2.5.8.
Staf
kesra : Bp. Jasmadi
BAB
III
PELAKSANAAN
PROGRAM KKN
3.1. PROGRAM
KKN TEMATIK POSDAYA
Posdaya mempunyai
arti sarana atau forum silaturahmi, advokasi, komunikasi, informasi, edukasi
sekaligus bisa dikembangkan menjadi wadah koordinasi kegiatan penguatan
fungsi-fungsi keluarga secara terpadu. Posdaya juga berfungsi sebagai wadah
pelayanan keluarga secara terpadu yaitu mencakup pelayanan di bidang agama,
pendidikan, kesehatan, ekonomi atau wirausaha dan lingkungan hidup.
Berdasarkan
observasi di lapangan dan percakapan dengan apartur desa, mahasiswa memperoleh
informasi bahwa di desa Langse terdapat 67 balita yang tersebar pada 5 RT.
Tetapi belum ada tempat atau wadah untuk untuk menampung kegiatan semua balita
berupa pospaud atau sejenisnya. Sehingga sebagian besar masyarakat menyekolahkan
putra putrinya di luar desa, disebabkan di desa Langse belum ada TK (Taman
Kanak-kanak) ataupun PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini).
Dari
pengamatan di atas, maka mahasiswa menetukan program kerja KKN yang
menitikberatkan pada sentral pendidikan dengan memberdayakan anggota masyarakat
yang mampu dan mau menjadi kader PAUD, karena anak adalah generasi penerus yang
berhak memperoleh pendidikan sejak usia dini. Sehingga kedepannya akan menjadi
anak yang sehat, cerdas dan bahagia.
Dengan latar
pendidikan yang relevan yaitu PG-PAUD, mahasiswa menyusun program yang
diharapkan dalam jangka waktu panjang dapat bermanfaat bagi masyarakat
khususnya di Desa Langse untuk mewujudkan cita-citanya memiliki lembaga
pendidikan sendiri yang berkualitas agar putra-putrinya tidak bersekolah dengan
jarak jauh.
Program yang
telah disusun dibagi menjadi dua skala prioritas, yaitu program utama dan
program ekstra.
3.1.1.
Program
utama adalah di bidang pendidikan.
Yaitu membentuk lembaga pendidikan untuk
anak usia dini (PAUD) usia anak antara 0-6 tahun.
3.1.2.
Program
ekstra adalah di bidang agama dan pendidikan.
Bidang agama yaitu TPQ dengan
memberdayakan para ustadz dan ustadzah untuk meningkatkan kualitas bacatulis
Al-Quran.
Bidang pendidikan yaitu menyediakan
les mata pelajaran untuk anak sekolah dasar.
3.2. STRATEGI
DAN PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN
Untuk
mewujudkan program di atas, mahasiswa menentukan strategi dan pendekatan yang
digunakan untuk mencapai tujuan dari setiap program tersebut. Masing-masing
program memiliki strategi dan pendekatan sebagai berikut :
3.2.1.
Program
utama yaitu pembentukan PAUD.
Pendekatan
yang digunakan untuk memberi informasi kepada masyarakat adalah melalui
pertemuan ibu-ibu arisan RT, pengajian, PKK, dan Posyandu.
Strategi yang
digunakan untuk memperlancar program kerja yang telah ditentukan adalah sebagai
berikut :
·
Ceramah
melalui kegiatan lokakarya mini dengan mengundang sejumlah tokoh masyarakat
yang diharapkan menjadi anggota posdaya.
Tujuannya memperkenalkan kepada
masyarakat pentingnya pendidikan anak usia dini (PAUD).
·
Pemberian
pelatihan ketrampilan mengajar di PAUD bagi calon pengajar. Pelatihan ini
berlangsung selama 20 pertemuan, dengan materi sebagai berikut :
No.
|
Materi
Pelatihan
|
Jumlah
Pertemuan
|
1
|
Pengertian
PAUD dan psikologi perkembangan AUD.
|
2 kali
|
2
|
Pendidikan
jasmani dan kesehatan anak.
|
2 kali
|
3
|
Perencanaan
pembelajaran di PAUD.
|
2 kali
|
4
|
Menggambar,
musik, dan lagu untuk AUD.
|
2 kali
|
5
|
Kurikulum
AUD.
|
3 kali
|
6
|
Menejemen
kelas.
|
2 kali
|
7
|
Bermain dan
alat permainan edukatif (APE).
|
2 kali
|
8
|
Evaluasi
pembelajaran di PAUD.
|
2 kali
|
9
|
Metode
pengembangan moral social emosional, kognitif, fisik motorik dan bahasa AUD.
|
3 kali
|
JUMLAH PERTEMUAN :
|
20 kali
|
3.2.2.
Program
ekstra yaitu TPQ dan les mata pelajaran.
Strategi yang digunakan untuk memperlancar
program kerja yang telah ditentukan adalah sebagai berikut :
·
Untuk
kegiatan TPQ.
Mahasiswa melakukan pendekatan dengan
kepala yayasannya agar diijinkan untuk membantu mengisi kegiatan TPQ dengan
memberi pelajaran tajwid, hafalan surat-surat pendek dan doa sehari-hari.
·
Untuk
kegiatan Les Mata Pelajaran.
Mahasiswa meminta bantuan kepada
perangkat desa untuk mengumumkan kegiatan les.
Mahasiswa juga mengumumkan secara
langsung kepada warga yang mempunyai anak usia TK ataupun SD untuk mengikuti les
pelajaran dib alai desa.
3.3 FAKTOR
PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT
Setiap program pasti ada faktor-faktor yang mendukung
pelaksanaannya. Hal-hal yang mendukung proses kelancaran program posdaya yang
dipilih mahasiswa adalah sebagai berikut :
3.3.1
Faktor
Pendukung
3.3.1.1
Dari
Dalam (internal)
Kesesuaian pendidikan yang dimiliki
oleh mahasiswa KKN sehingga mampu
menguasai materi dengan baik.
3.3.1.2
Dari
Luar (eksternal)
Dukungan dari kepala desa, aparatur
desa, dan tokoh masyarakat berupa materiil dan immaterial terhadap program yang
akan dilaksanakan.
Antusiasme masyarakat mengenai
pendirian lembga pendidikan yang ada di desanya. Jadi masyarakat lebih
tertolong mengenai tempat pendidikan yang lebih dekat. Jadi lebih menghemat
waktu, tenaga dan biaya.
Di samping faktor-faktor pendukung kelancaran program
posdaya ada juga factor yang menghambat proses tercapainya program ini adalah
sebagai berikut :
3.3.2
Faktor
penghambat
2.3.2.1.
Dari
Dalam (Internal)
Terlalu padatnya kegiatan perkuliahan
dan bimbingan skripsi yang dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan KKN, sehingga
program tidak dapat terlaksana sesuai waktu yang telah ditentukan.
2.3.2.2.
Dari
Luar (Eksternal)
Kurangnya fasilitas yang disediakan
oleh desa, jadi mahasiswa berusaha mencari sendiri media yang diperlukan dalam
kegiatan pembelajaran.
3.4 HASIL
YANG DICAPAI
Sejak awal penerjunan KKN di Desa Langse yang dihadiri
oleh bapak camat margorejo pada hari senin, 25 Juli 2011 sampai sekarang sudah
terbentuk posdaya yaitu Posdaya “Permata Hati” yang nantinya sekaligus menjadi
nama PAUD yang telah dibentuk mahasiswa KKN IKIP Veteran Semarang Tahun 2011
bersama seluruh aparatur desa dan para tokoh masyarakat.
Hasil
pencapaian mulai dari masa observasi sampai terbentuknya posdaya nampak pada
grafik di bawah ini pada setiap minggunya.
BAB
IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan
oleh tim KKN TEMATIK POSDAYA IKIP
VETERAN Semarang di Desa Langse Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati memang belum
bisa dikatakan telah memberikan kontribusi kepada masyarakat secara sempuma.
Karena, bagaimanapun juga kami kesulitan untuk menetapkan parameter
keberhasilan dari sebuah kinerja. Apalagi begitu singkatnya waktu yang
diberikan kepada kami untuk membentuk suatu posdaya yang berkelanjutan. Serta banyaknya
keinginan untuk memberikan sesuatu bagi masyarakat, tidak dapat terpenuhi
semuanya. Ini disebabkan karena keterbatasan yang ada baik dalam lingkup
internal maupun ekstemal banyak yang tidak bisa kami atasi.
Meskipun demikian, hal ini bukan
berarti bahwa tim KKN telah gagal melaksanakan tugasnya. Karena seperti halnya
kesuksesan, kegagalan juga sulit untuk diukur dan ditetapkan parametemya.
Tetapi paling tidak kami sudah memberikan dan mencoba untuk belajar dari
masyarakat yang sudah terlebih dahulu merasakan dan mencicipi pahit dan manisnya
kehidupan nyata.
Kesimpulan singkat yang kami catat dalam pelaksanaan KKN
ini antara lain:
1.
Pemahaman
yang komprehensif terhadap karakter, budaya dan kondisi sosial masyarakat
tempat lokasi KKN mutlak dibutuhkan, sebagai bagian dari upaya untuk mempercepat
proses adaptasi.
2.
Setiap
anggota tim KKN hendaknya tidak menjanjikan untuk memberikan sesuatu kepada
masyarakat, tetapi harus dipahami bahwa KKN adalah satu proses learning by
doing. Dengan demikian, tuntutan yang berlebih dari masyarakat akan bisa dihindari.
4.2. SARAN
TINDAK
Ada beberapa hal yang perlu dibenahi
dalam pencapaian program kerja KKN Tematik Posdaya agar tercapai maksimal dan
berkesinambungan yaitu sebagai berikut :
1.
Bagi
Mahasiswa.
Setelah kegiatan KKN selesai,
masyarakat dan pendidik PAUD masih mengharapkan partisipasinya dalam menularkan
ilmu ke-PAUD an. Agar nantinya PAUD yang telah dirintis dapat tumbuh menjadi
lembaga pendidikan yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar dan berkesinambungan
secara terus-menerus.
2.
Bagi
Pendidik PAUD.
Diharapkan lebih semangat dalam
mengembangkan materi yang telah diperoleh selama lokarya yang diberikan saat
kegiatan KKN. Dan tidak bosan untuk mencari sumber-sumber baru dan belajar
dalam hal mengajari anak PAUD.
3.
Bagi
Masyarakat.
Dengan berdirinya PAUD di Desa Langse,
diharapkan masyarakat dapat selalu berpartisipasi dalam mengembangkan lembaga
pendidikan yang ada di desa mereka dengan lebih percaya dan mau menyekolahkan
putra putri mereka di desa sendiri.
4.
Bagi
Pemerintahan Desa.
Setelah PAUD dapat berdiri, diharapkan
pemerintah desa selalu mengayomi dan memberi fasilitas yang dibutuhkan demi
kelancaran dan pertumbuhan lembaga pendidikan yang baru dirintis ini.
5.
Bagi
IKIP VETERAN Semarang.
Diharapkan mampu mencetak guru-guru
yang professional dan meningkatkan mutu dan kualitas pendidik PAUD.